Thursday, August 9, 2007

Kunjungan ke Luar Negeri Bukan Sekadar Jalan-jalan ?


Mengutip dari salah satu surat kabar harian di kalimantan timur :

SAMARINDA – Rencana lawatan anggota DPRD Kaltim ke luar negeri, yang dikemas dalam acara studi banding, diyakini akan sangat bermanfaat. Paling tidak, begitulah klaim yang disampaikan sejumlah anggota dewan. Mereka mengaku ke luar negeri bukan sekadar jalan-jalan. Ada banyak hal yang ingin dipelajari.

“Tahun lalu komisi kami mengunjungi Bangkok dan Singapura. Di dua negara itu kami mencoba mengadopsi perkembangan perhubungan, kemudian jembatan dan sungai,” kata anggota Komisi III DPRD Kaltim James Tuwo, ketika dikonfirmasi Kaltim Post, kemarin.

Politikus asal Partai Demokrat ini mengungkapkan, manfaat lainnya adalah bisa menarik investor dari negara-negara yang dikunjungi tersebut. Setidaknya, ada beberapa kali investor negara lain yang mencoba melihat peluang untuk berinvestasi di Kaltim. “Mereka ‘kan lebih maju ketimbang kita. Saat ini terus di-follow up,” imbuhnya.

Meski begitu, James tak merinci, investasi apa yang sudah masuk berkat studi banding wakil rakyat tahun lalu itu. Juga, perkembangan infrastruktur apa yang telah terbangun sebagai hasil mengadopsi Bangkok dan Singapura.

Untuk perjalanan tahun ini, kata James, komisinya berencana mengunjungi China, tepatnya Shanghai. Di kota megapolitan-nya Tiongkok itu, komisi III akan mengadopsi pembangunan jalan, jembatan, dan gedung. Untuk infrastruktur jalan ini, lanjut James, Shanghai membangun tanpa ada perkampungan.

“Artinya pemerintahan di sana (Shanghai) itu membangun tanpa melihat apakah daerah ini ada perkampungan atau tidak. Tujuannya sudah jelas, yakni untuk membuka isolasi daerah, sehingga ketika jalan sudah bagus maka perlahan-lahan akan muncul kawasan baru,” tandasnya.

Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Kaltim HA Waris Husain mengatakan, dalam studi banding tahun lalu ke Thailand, komisinya tidak sendirian, melainkan bersama dengan Pemkab Malinau. Bahkan dari hasil studi banding ini, Malinau sudah melaksanakan beberapa program.

“Waktu itu kami mengunjungi kawasan yang memproduksi makanan, di mana proses penanaman hingga ekspornya dilakukan sendiri. Pemerintah Thailand menyebut sebagai One Tambone (Tambone adalah nama desa, Red.) One Product (OTOP),” kata Waris.

Tidak hanya itu, komisi II juga menurutnya mencermati pola pembiayaan yang dilakukan pemerintah di negara Gajah Putih tersebut dalam memajukan usaha kecil masyarakat. Disebutkan, pola pembiayaan yang dilakukan Thailand adalah bantuan yang diberikan bisa dikembalikan ke pemerintah jika berhasil.

“Apabila berhasil maka pemerintah akan menambah jumlah pinjaman. Jika tidak berhasil, pemerintah tidak meminta untuk dikembalikan, tapi masyarakat tidak akan menerima pinjaman lagi. Ternyata hasilnya sangat bagus,” imbuhnya.

Bagaimana dengan studi banding untuk tahun ini? Mantan Wali Kota Samarinda ini mengungkapkan, ada undangan yang dilayangkan Universitas Nihon, Jepang. Kunjungan yang disebutnya difasilitasi Universitas Mulawarman ini akan membicarakan kerja sama rehabilitasi lahan hutan negara dan pembudidayaan industri non-timber.

“Kunjungan kami nanti ke Departement Forest Sciences and Resources, College Bioresources Sciencies. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan ke perusahaan perkayuan seperti Sojitz, yang akan membahas tentang ecology friendly bussiness di Tokyo. Kemudian perusahaan Woodmix di Nagoya, serta satu daerah kehutanan yang bernama Atema,” pungkasnya.

kutipan : kaltimpost

Benar dak sich????, aneh menurut gw, dimana rakyat kalimantan timur khususnya samarinda membutuhkan perhatian yang lebih dari para pejabatnya, malah mereka menginginkan jalan-jalan yang dalam bahasa orang halus "STUDI BANDING or STUDI KELAYAKAN" ke negara lain.

Pembangunan suatu daerah tidak harus melakukan studi banding ke suatu negara, dikarenakan di zaman dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dapat saja dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Tapi apalah daya, anggota dewan yang katanya diisi oleh orang-orang pintar sekarang ini masih banyak yang tidak mengerti menggunakan teknologi yang sekarang ini sudah menjamur hingga ke bangku sekolah dasar (SD).

Anak kecil yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) saja sekarang mengerti akan trik-trik seperti ini. Moga-moga aja para orang yang diatas sadar akan tingkah laku mereka yang menjadi selalu buah omongan rakyatnya sendiri.

BANGGALAH MEMBANGUN KALTIM dan JANGAN BANGGA MELAKUKAN KORUPSI DI KALTIM

1 Comment:

Yusuf Arif Setiawan said...

gampang Mas, bedain orang yang mau jalan-jalan atau serius belajar. Kalau mereka ke LNnya pake Biro perjalanan ya artinya mereka cuma jalan-jalan doang. Tapi kalo mereka datangnya pakai visa undangan ya artinya mereka memang benar-benar belajar. Memang aneh mereka itu, membenahi yang ada aja belum kelar, lha ko malah cari bahan baru yang ga tahu juntrungnya.